Dakwah dan Keikhlasan: Menjaga Hati dari Ujub dan Fitnah Dunia
Dakwah kepada Allah adalah tugas mulia. Allah ﷻ memuliakan siapa saja yang Dia kehendaki untuk membawa risalah-Nya. Namun, kemuliaan dakwah bukan berarti seorang dai bebas dari ujian. Justru, semakin tinggi kedudukan seorang dai, semakin besar pula godaan yang mengintainya. Oleh karena itu, seorang dai wajib memperhatikan keikhlasan, menjauhi ujub, dan berhati-hati dari fitnah dunia.
Ikhlas dalam Berdakwah
Keikhlasan adalah fondasi dakwah. Seorang dai harus menyadari bahwa dakwah bukan untuk dirinya, bukan untuk mencari pengikut, melainkan murni untuk Allah.
Allah ﷻ berfirman:
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ
“Padahal mereka tidak diperintah kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya…” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Tanpa ikhlas, dakwah akan berubah menjadi sekadar pencitraan. Seseorang mungkin pandai berbicara, memiliki banyak pengikut, tetapi semua itu tak bernilai di sisi Allah jika niatnya bukan karena-Nya.
Bahaya Personal Branding
Fenomena “personal branding” seringkali menyeret dai atau penuntut ilmu pada jebakan duniawi. Seorang yang sibuk mengurus citra dirinya bisa kehilangan hakikat dakwah yang sejati. Dakwah berubah menjadi ajang popularitas, bukan lagi menyampaikan kebenaran.
Nabi ﷺ telah mengingatkan:
مَنْ طَلَبَ الْعِلْمَ لِيُجَارِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ أَوْ لِيُمَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ أَوْ لِيَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ النَّارَ
“Barangsiapa menuntut ilmu untuk menandingi para ulama, untuk membantah orang-orang bodoh, atau untuk menarik perhatian manusia kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam neraka.” (HR. Tirmidzi)
Mengamalkan Ilmu
Ilmu tanpa amal hanyalah beban. Seorang dai seharusnya menjadi teladan, bukan sekadar pandai berbicara. Para ulama salaf menasihati agar seorang alim berhati-hati dengan ilmunya, karena orang yang paling keras disiksa kelak adalah orang yang berilmu tapi tidak mengamalkan ilmunya.
Syaikhul Islam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“Ilmu itu menyeru kepada amal. Jika dipenuhi panggilannya, ia akan menetap. Jika tidak, ia akan pergi.”
Bahaya Ujub dan Riya
Salah satu penyakit hati yang berbahaya bagi para dai adalah ujub (bangga diri) dan riya (ingin dipuji). Dua penyakit ini bisa merusak amal. Betapa banyak amal besar menjadi gugur di hadapan Allah karena ujub dan riya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ: الرِّيَاءُ
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil: yaitu riya.” (HR. Ahmad)
Oleh karena itu, seorang dai harus selalu memperbarui niatnya, berdoa agar hatinya tetap bersih, dan menjadikan dakwahnya semata-mata untuk mencari ridha Allah.
Fitnah Dunia dan Wanita
Dunia penuh dengan fitnah. Nabi ﷺ bersabda:
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ وَإِنَّ اللَّهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُونَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis lagi hijau, dan Allah menjadikan kalian sebagai khalifah di dalamnya, lalu Dia akan melihat bagaimana kalian berbuat. Maka berhati-hatilah terhadap dunia dan berhati-hatilah terhadap wanita, karena fitnah pertama Bani Israil adalah pada wanita.” (HR. Muslim)
Peringatan ini penting, terutama bagi para dai. Jangan sampai dakwah yang mulia ternodai oleh ambisi duniawi atau godaan hawa nafsu.
Dakwah adalah amanah agung yang menuntut keikhlasan, kesungguhan, dan penjagaan hati. Seorang dai bukan hanya dituntut untuk pandai berbicara, tetapi juga harus menjadi teladan dalam amal. Bahaya ujub, riya, fitnah dunia, dan wanita adalah ujian nyata yang harus selalu diwaspadai.
Semoga Allah menjaga hati para dai dan penuntut ilmu, menjadikan mereka ikhlas, dan mengumpulkan kita semua dalam ridha-Nya.
Dr. Firanda Andirja, M.A
Dapatkan Program Belajar Online dan Ebook Berkualitas di: ilmucenteracademy.com
Posting Komentar untuk "Dakwah dan Keikhlasan: Menjaga Hati dari Ujub dan Fitnah Dunia"
Posting Komentar
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda