Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ISTRI MENTAATI SUAMI




DI ANTARA HAK SUAMI YANG MENJADI KEWAJIBAN ISTRI

1- ISTRI MENTAATI/MEMATUHI SUAMI

Istri wajib mentaati suami dalam perkara yang bukan maksiat, menjaga kehormatan dan menjaga harta di saat suami pergi. Allah Ta’ala berfirman:
﴿الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ﴾
Kaum laki-laki itu (suami) adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS. An-Nisa/4: 34)

Suami selalu bersusah payah membahagiakan istrinya, dan mengerahkan segenap kemampuannya untuk kenyamanan istrinya. Maka istri harus mematuhi sang suami, karena ini adalah hak alami pria, pekerja keras yang lelah, dan pejuang yang istiqomah, yang haknya sangat besar. Istri harus mematuhinya di dalam kebaikan, sehingga meraih pahala yang berupa ridho Alloh dan keberuntungan meraih sorga.

Seorang istri harus mematuhi suaminya, kecuali suami memerintahkannya kemaksiatan atau sesuatu yang tidak mampu dia lakukan. Jika suami memerintahkannya untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan Syariah, tidak ada kewajiban mendengar atau patuh, karena ketaatan mutlak hanya kepada Allah - Yang Maha Kuasa –

Jika suaminya memerintahkannya untuk melepas jilbabnya, meninggalkan shalatnya, melakukan hubungan intim dengannya di saat haidh atau lewat duburnya, memaksanya mendengarkan lagu, atau minum alkohol, maka istri tidak boleh mematuhinya.

Disebutkan di dalam sebuah hadits:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ؟ قَالَ: "الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ، وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ، وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ"
Dari Abu Huroiroh, dia berkata:
Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam ditanya, siapakah istri yang terbaik? Beliau menjawab;
“Yaitu istri yang menyenangkan suami, jika suami melihatnya. Mentaati suami, jika dia memerintah. Dan tidak menyelisihi suami berkaitan dengan dirinya dan hartanya dengan sesuatu yang dibenci oleh suami”. (HR. Nasai, no. 3231; Ahmad, no. 7421, 9587, 9658. Syaikh Al-Albani menyatakan, “Hasan Shohih”)

Ketaatan istri kepada Alloh kemudian kepada suami, sesungguhnya adalah jalan mudah menuju sorga Alloh. Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
"إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ "
“Jika seorang istri melaksanakan sholat lima waktu, berpuasa romadhon, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya, akan dikatakan kepadanya, “Masuklah sorga lewat pintu mana saja yang kamu kehendaki!”. (HR. Ahmad, no. 1661, dari Abdurrahman bin ‘Auf. Juga HR. Ibnu Hibban, no. 4163, dari Abu Huroiroh. Dihasankan oleh syaikh Albani)

Sebaliknya bermaksiat kepada suami merupakan keburukan. Di antaranya sholat wanita itu tertolak. Di dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " اثْنَانِ لَا تُجَاوِزُ صَلَاتُهُمَا رُءُوسَهُمَا: عَبْدٌ آبِقٌ مِنْ مَوَالِيهِ حَتَّى يَرْجِعَ، وَامْرَأَةٌ عَصَتْ زَوْجَهَا حَتَّى تَرْجِعَ "
Dari Ibnu Umar –raḍiyallāhu 'anhu- dia berkata: Rasulullah -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- bersabda: "Dua orang yang shalat tidak melebihi kepala mereka (yaitu tertolak): Seorang budak yang lari dari tuan-nya sampai dia kembali, dan seorang wanita yang tidak mentaati suaminya sampai dia kembali (taat)". (HR. Al-Hakim, no. 7330; Ath-Thobroni di dalam Al-Ausath, no. 3628 dan Ash-Shoghir, no. 478. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani didalam Shohih al-Jami ', no. 136 dan Ash-Shohihah, no. 288)

Inilah sedikit pembahasan dalam masalah kewajiban suami istri, semoga kita bisa mengamalkan dengan sebaik-baiknya. Al-hamdulillahi Rabbil ‘Alamiin.

Muslim Atsari,

Post a Comment for "ISTRI MENTAATI SUAMI"