Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Agar Puasa Tidak Sisa-Sia

Agar Puasa Tidak Sisa-Sia

Menjaga puasa adalah sesuatu yang tidak kalah wajibnya dengan melakukan puasa itu sendiri. Percuma seorang berpuasa tetapi tidak diterima oleh Allah dan tidak bernilai ibadah. Ia hanya mendapatkan rasa lapar, haus dan letih saja. Akan tetapi, kenyataannya ternyata banyak orang Islam yang seperti ini. Dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda:
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوعُ
"Betapa banyak orang berpuasa yang tidak ada bagian dari puasanya kecuali hanya lapar semata." (HR Ibnu Majah).

Mengapa bisa demikan, apa sebabnya? Dalam hadits yang lain Rasulullah menjelaskan:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ النُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalannya, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makan dan minumnya." (HR Bukhari).

Oleh sebab itu, Salafus Shalih sangat memahami hal ini. Karenanya, mereka mengatakan bahwa puasa tidak semata menahan haus dan lapar tetapi juga menahan ucapan, penglihatan, pendengaran dari hal-hal yang haram. Seorang sahabat yang mulia, Jabir bin Abdillah pernah mengatakan:
إِذَا صُمْتَ فَلْيَصُمْ سَمْعُكَ وَبَصَرُكَ وَلِسَانُكَ عَنِ الكَذِبِ وَالآثَمِ ، وَدَعْ أَذَي الحَادِمِ ، وَلْيَكُنْ عَلَيْكَ وَقَارُ وَسَكِيْنَةٌ يَوْمَ صِيَامِكَ ، وَلَا تَجْعَلْ يَوْمَ صِيَامِكَ وَفِطْرِكَ سَوَاءٌ
"Jika kamu berpuasa maka puasakanlah juga pendengaran, penglihatan dan perkataanmu dari kedustaan dan segala dosa. Hindarkanlah dari menyakiti pelayanmu. Jadikanlah dirimu penuh kewibawaan dan ketenangan di hari puasamu. Janganlah kau jadikan hari puasamu sama dengan hari berbuka (tidak puasa)mu." (Shahih Muslim).

Memang demikianlah seharusnya, ketika kita tengah berpuasa pada hakikatnya kita tidak hanya menghalangi diri dari makan dan minum saja. Banyak hal yang mesti kita jauhi, sesuatu yang di bulan biasa haram dan terlarang maka di bulan Ramadhan jauh lebih haram.

Ramadhan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri. Dengan berpuasa kita berusaha menjadi lebih baik. Oleh sebab itu perintah Rasulullah tatkala ada orang lain yang menghina dan mencoba menghidupkan api kemarahan kita, cukuplah dengan mengatakan aku sedang berpuasa. Beliau bersabda:
إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلا يَرْفُتْ ، وَلا يَجْهَلْ ، فَإِنْ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ : إِنِّي صَائِمُ إِنِّي صَائِمٌ
"Apabila seorang dari kalian tengah berpuasa maka janganlah ia mengucapkan ucapan yang keji dan melakukan perbuatan bodoh. Apabila ada seorang yang menghina dan mengutuknya maka hendaklah ia mengatakan: 'Aku sedang berpuasa. Aku sedang berpuasa" (HR Bukhari).

Karena itulah, untuk menjaga ibadah puasa, Salafush Shalih biasanya tidak banyak bergaul dengan orang-orang. Mereka lebih memilih berdiam diri di masjid atau di rumah mereka agar lebih fokus beribadah dan dapat menjaga kebersihan puasa mereka. Disebutkan oleh Imam Abu Nu'aim:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّهُ كَانَ وَأَصْحَابُهُ : كَانُوا إِذَا صَامُوْا فَعَدُوْا في المَسْجِدِ ، وَقَالُوا : نُطَهَّرُ صِيَامَنَا
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia dan para sahabatnya apabila berpuasa mereka duduk (berdiam) di masjid seraya berkata: Mari kita membersihkan puasa kita. (HR Bukhari).

Disebutkan oleh Imam Ibnu Abi Syaibah:
كَانَ طَلْقُ إِذَا كَانَ يَومَ صَوْمِهِ دَخَلَ فَلَمْ يَخْرُجُ إِلَّا لِصَلَاةٍ
Thalq apabila di hari-hari puasanya selalu masuk (ke rumahnya) dan tidak keluar kecuali untuk mengerjakan shalat (berjama'ah).

Oleh karenanya, ini satu hal yang patut kita teladani. Jaga puasa kita, sibukkan diri dengan keta'atan. Kurangi interaksi yang kurang ber- manfaat. Di zaman kita ini, mungkin kita bisa menambahkan dengan wajibnya kita mengurangi interaksi dengan gadget dan media sosial. Banyak orang yang berdiam diri di masjid atau di rumah akan tetapi sibuk dengan gadget dan medsosnya. Padahal media sosial itu, di samping manfaat yang tidak kita pungkiri juga menyertakan mafsadat dan keburukan yang banyak pula sebagaimana yang telah kita ketahui bersama.

Karenanya, berkaca dari bagaimana Salafus Shalih menjalani bulan Ramadhan maka sepatutnya kita bijak dalam hal ini. Jika tidak bisa meninggalkannya secara keseluruhan maka setidaknya mengurangi dan membatasi diri agar puasa kita betul-betul bersih.

Zahir Al Minangkabawi

Post a Comment for "Agar Puasa Tidak Sisa-Sia"