Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menuntut Ilmu dan Tahapannya (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #19)

Menuntut Ilmu dan Tahapannya

Program Belajar Syariah Ke 1
Adab Menuntut Ilmu Syar’i #19
Adab Seorang Pelajar Dalam Menuntut Ilmu
Menuntut Ilmu dan Tahapannya
Ustadz Agus Eko Wahyono, S.Pd.I


Kaum muslimin dan muslimah rahimakumullah 

Pada kesempatan yang mulia ini kita akan melanjutkan pembahasan kita yaitu kita akan menjelaskan tentang bagaimana cara menuntut ilmu dan juga urutan-urutannya. 

Di dalam menuntut ilmu ada beberapa urutan yang harus di laksanakan secara runtut dan secara benar oleh seorang yang menuntut ilmu. 

Yang pertama yang harus dilakukan adalah menghafal kitab-kitab yang ringkas terlebih dahulu misalnya dalam pelajaran hadits diawali dengan menghafal kitab arba'in, dalam belajar bahasa arab belajar nahwu misalnya diawali dengan belajar atau menghafal matan jurumiyah dan seterusnya. 

Dalam fiqih juga demikian, menghafal matan-matan yang ringkas. Ini langkah yang pertama yaitu menghafal kitab-kitab yang ringkas dalam cabang ilmu tertentu. Ketika seseorang ingin memperdalam bahasa Arab maka dia fokus dulu ke dalam bahasa Arab itu , dia menghafal kitab yang ringkas, matan ringkas tentang bahasa Arab. 

Kemudian langkah yang kedua, belajar untuk memahami apa yang sudah dihafal tadi dari seorang guru. Jadi tidak hanya berhenti pada menghafal kitab yang ringkas atau matan yang ringkas tadi, namun selanjutnya adalah berusaha memahaminya dan memahami kitab tersebut tidak dengan pemahaman sendiri akan tetapi memahami dari penjelasan seorang guru. 

Kemudian selanjutnya yang ketiga, tidak menyibukkan diri dengan kitab-kitab besar. Ketika kita masih seorang pemula dalam menuntut ilmu maka jangan menyibukkan diri dengan kitab-kitab yang besar sebelum menguasai dasar-dasarnya. Misalnya ketika kita belajar nahwu, maka jangan langsung mempelajari kitab-kitab yang tinggi / kitab-kitab yang besar misalnya belajar nahwu langsung belajar dari Alfiyah padahal belum mempelajari dasar-dasar nya belum pernah belajar dasar-dasar nahwu. Maka ini justru akan merugikan dan justru akan membingungkan. 

Dalam belajar aqidah belum mempelajari kitab-kitab aqidah dasar sudah belajar kitab aqidah yang yang besar maka justru akan menyulitkan. Dalam belajar fiqih misalnya, seorang penuntut ilmu yang baru menuntut ilmu langsung mempelajari kitab al-mughni atau langsung belajar bidayatul mujtahid. Maka seperti itu justru akan membingungkan dia dan terhalangnya dia dari ilmu yang sebenarnya. Maka langkah yang pertama tadi harus betul-betul diperhatikan, betul-betul dimulai dari dari kitab-kitab yang dasar. Jangan menyibukkan diri dengan kitab yang besar sebelum memiliki dasar yang kuat 

Kemudian yang keempat jangan berpindah-pindah dari satu kitab yang ringkas ke kitab yang lain sebelum menguasainya. Misalnya dalam belajar nahwu. Sebelum menguasai satu kitab ringkas yang sudah dihafal tadi jangan pindah ke kitab yang lain, tapi harus betul-betul bersabar jangan mudah berpindah-pindah sebelum memang menguasainya. 

Kemudian yang ke-5 yang harus dilakukan selanjutnya adalah menulis faidah-faidah penting yang didapat ketika mempelajari kitab yang sudah dihafal tadi. Mungkin dari penjelasan gurunya terdapat faedah-faedah yang baru yang sebelumnya belum pernah didengar. Ditulis, diikat dengan tulisan, dihafalkan jangan sampai mendapatkan faidah baru namun meremehkannya justru mengatakan 'ah ini sudah biasa, sudah saya ketahui' sehingga tidak ditulis tapi betul-betul berusaha untuk menulis setiap faidah yang didapatkan. 

Kemudian yang terakhir di dalam menuntut ilmu cara menuntut ilmu yang terbaik dan terakhir yang ke-6 adalah menyatukan jiwa, memotivasi diri untuk senantiasa terus belajar dan juga untuk selalu terus berusaha naik ke tingkatan selanjutnya dan tingkatan selanjutnya. Jangan pernah berhenti pada fase tertentu tapi terus berusaha untuk belajar dan terus belajar sampai kapan pun. Jangan cukup berhenti dengan menghafal matan. 

Ketika sudah hafal matan sudah merasa hebat, sudah hafal matan ini matan ini, tapi terus lanjut ke tingkat yang selanjutnya, memahami matan yang sudah dihafal. Ketika sudah memiliki dasar, naik ke membaca kitab-kitab yang lebih besar dan seterusnya demikian. Yang terpenting jangan tergesa-gesa langsung membuka kitab-kitab yang besar. 

Sebagaimana yang sudah kita sebutkan tadi karna kitab-kitab yang besar itu ibarat lautan dan penuntut ilmu itu ibarat orang yang renang. Ketika dia baru belajar renang dimasukkan ke dalam lautan, tidak ada faidah yang dia dapatkan justru dia akan tenggelam, demikian juga orang yang sedang menuntut ilmu. Dia baru belajar di tahap awal mempelajari dasar maka jangan menyibukkan diri dengan kitab-kitab yang besar. Tapi juga jangan terus berhenti pada kitab-kitab yang dasar. Harus terus berusaha naik ke tingkatan-tingkatan yang selanjutnya. 

Demikian kaum muslimin dalam muslimat diantara cara dan langkah-langkah di dalam menuntut ilmu. Semoga kita senantiasa diberikan semangat dan diberikan Taufik oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala untuk senantiasa berjalan di atas jalan menuntut ilmu ini. Demikian

Soal Evauasi: Sebutkan dengan singkat cara dan langkah-langkah di dalam menuntut ilmu!

NB:Dilarang mengubah audio dan isi materi atau memindahkannya tanpa mencantumkan sumber.

Post a Comment for "Menuntut Ilmu dan Tahapannya (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #19)"