Hizbiyyah: Ketika Loyalitas Bergeser dari Iman ke Kelompok
Hizbiyyah adalah ketika seseorang menjadikan kelompok, tokoh, atau organisasi sebagai patokan kebenaran, bukan Al-Qur’an dan Sunnah. Syaikh Fathi mengingatkan bahwa hizbiyyah bisa menyusup ke siapa saja, bahkan ke mereka yang memakai label Ahlus Sunnah, jika mereka menyimpang dalam cara berloyalitas.
Apa Itu Hizbiyyah?
"الحزبية: أن توالي وتعادي، وتحكم، وتنظر، من خلال جماعة أو حزب أو اسم."
“Hizbiyyah adalah ketika engkau mencintai dan membenci, menilai dan melihat, berdasarkan kelompok atau nama tertentu.”
Hizbiyyah bukan hanya:
• Bergabung dalam partai,
• Tapi bisa dalam lingkaran dakwah, masjid, kajian, bahkan keluarga.
Ciri-Ciri Hizbiyyah yang Berbahaya
Syaikh Fathi menyebutkan tiga ciri utama:
1. Fanatik Buta (التحزب)
"أن يناصر الجماعة أو الشيخ أو الطائفة في الخطأ والصواب."
“Membela kelompok atau tokoh dalam kesalahan maupun kebenaran.”
➡️ Seorang hizbi tidak peduli apakah yang dibela salah — yang penting itu bagian dari ‘barisan’-nya.
2. Loyalitas Tidak Berdasar Iman
"أن يُوالي من معه، ويُعادي من خالفه، لا على أساس الإيمان والتقوى."
“Ia loyal kepada yang sejalan dengannya, dan memusuhi yang berbeda, tanpa melihat iman dan takwa.”
➡️ Maka yang terjadi adalah: persatuan semu, tapi perpecahan batin.
3. Mengganti Ukuran Haq dengan Nama dan Kelompok
"أن يجعل المعيار هو الاسم، لا الاستقامة والمنهج."
➡️ Orang di luar kelompoknya dianggap menyimpang, meski sunnahnya lebih kuat.
➡️ Orang dalam kelompoknya dianggap selamat, meski bid’ah dan kesalahan menyertainya.
Hizbiyyah vs Ukhuwwah Syar’iyyah
Ukhuwwah Syar’iyyah
Berdasarkan iman dan sunnah
Adil dalam cinta dan benci
Mencintai karena Allah
Siap menasihati dan mengoreksi
Hizbiyyah
Berdasarkan nama, tokoh, partai
Fanatik dalam cinta dan benci
Mencintai karena barisan
Membela mati-matian walau salah
Hizbiyyah Menyelisihi Manhaj Salaf
"السلف ما كانوا أحزابا، ولا جماعات، ولا أسماء مفرقة."
“Salaf tidak pernah berkelompok-kelompok, tidak membuat nama-nama yang memecah.”
Mereka adalah:
• Umat tauhid dan sunnah,
• Tidak mengikat umat pada nama selain Islam,
• Tidak membangun loyalitas kecuali di atas iman.
Bahaya Hizbiyyah
1. Memecah umat dari dalam, walau tampak bersatu.
2. Menjadikan tokoh sebagai pengganti hujjah.
3. Membuat umat sibuk membela kelompok, bukan mencari kebenaran.
Allah berfirman:
﴿ كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ ﴾
“Setiap kelompok merasa bangga dengan apa yang ada pada mereka.” (QS. Al-Mu’minun: 53)
➡️ Ini bukan pujian, tapi celaan bagi yang menjadikan kelompoknya pusat kebenaran.
Solusi: Kembali ke Standar Syari
"نُحبُّ من وافق الكتاب والسنة، وإن خالف جماعتنا."
“Kita cintai orang yang sesuai dengan kitab dan sunnah, meskipun ia berbeda kelompok.”
Dan:
"نُبغض من خالف الكتاب والسنة، وإن وافق جماعتنا."
“Kita benci siapa yang menyelisihi kitab dan sunnah, meski ia satu barisan.”
Hizbiyyah adalah penyakit tersembunyi yang merusak ukhuwah dari dalam. Ia menyamar dengan nama-nama baik, namun melahirkan perpecahan dan fanatisme. Hanya dengan iman dan sunnah, cinta dan benci karena Allah, serta keadilan dalam muamalah, umat ini akan selamat dari hizbiyyah, dan kembali kepada jamaah yang haqiqi: Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Faidah Daurah Syariyyah Stai Ali bin Abi Thalib Surabaya ke 24
Diringkas dan disusun oleh: Sirajul Yani
Posting Komentar untuk "Hizbiyyah: Ketika Loyalitas Bergeser dari Iman ke Kelompok"
Posting Komentar
Santun dalam berkomentar, cermin pribadi anda