Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjadi Da'i Yang Unggul

Menjadi Da'i Yang Unggul

Seorang dai harus menjadi teladan bagi masyarakat, dalam ucapan maupun perbuatannya. Kebaikan yg dilakukan da'i akan diikuti oleh masyarakat, sebaliknya keburukan yg dilakukan da'i bukan hanya merusak namanya, namun bisa merusak agama Islam. Oleh karena itu, Allah melipatgandakan siksa jika ada diantara istri Nabi yang melakukan maksiat, karena mereka adalah teladan bagi kaum muslimah dan ibu bagi seluruh kaum muslimin. Allah berfirman: "Wahai istri-istri Nabi! Barang siapa di antara kamu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya azab-Nya akan dilipatgandakan dua kali lipat kepadanya. Dan yang demikian itu, mudah bagi Allah".

Menjadi sosok istimewa adalah hal yang disyari'atkan. Seorang muslim harus berbeda dari non muslim. Terlebih lagi seorang dai, harus berbeda dari masyarakat awam pada umumnya. Dia tampil beda dengan cara yang benar, yaitu dengan menjadi sosok yang taat dan bertakwa dalam lahir dan batinnya. Bukan tampil beda dengan cara yang salah, seperti tampil dengan pakaian yg aneh dll.

Contoh da'i yang unggul:
1. Melaksanakan puasa Sunnah di bulan sya'ban, berbeda dg kebanyakan manusia. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Sya'ban adalah bulan yang mayoritas manusia lalai di dalamnya, maka aku suka berpuasa di dalamnya".
2. Banyak beribadah di waktu Haraj (banyak fitnah tersebar). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Ibadah di waktu Haraj (pahalanya) seperti pahala berhijrah kepadaku". Ketika mayoritas manusia sibuk dengan dunia, seorang da'i sibuk beramal shalch.
3. Berusaha agar termasuk tujuh golongan yang dijanjikan mendapat perlindungan/naungan Allah pada hari kiamat. (pemimpin yang adil. orang yang hatinya terpatri dg masjid dst)
4. Bersedekah disaat banyak kaum muslimin membutuhkan. Allah berfirman: "Tidak sama orang yang menginfakkan (hartanya di jalan Allah) di antara kamu dan berperang sebelum penaklukan (Mekkah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menginfakkan (hartanya) dan berperang setelah itu. Dan Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik". Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Wahai Khalid bin Walid, seandainya engkau berinfak emas sebesar gunung Uhud, tidak akan menyamai satu mudd atau setengah Mudd sedekah Abdurrahman bin Auf". Hal itu karena Abdurrahman bin Auf masuk Islam tahun 1 kenabian, sedangkan Khalid bin Walid masuk Islam tahun 7 Hijriyah (terpaut 20 tahun)
5. Berpegang teguh dengan agama Islam di zaman fitnah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api."
6. Konsisten melaksanakan shalat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Barang siapa shalat pada dua waktu dingin (Ashar dan Isya') akan masuk surga". Ketika kebanyakan orang lalai, da'i yang unggul justru melaksanakan shalat. Allah berfirman: "Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam".
7. Berpegang teguh dengan Al-Qur'an dan Sunnah sesuai manhaj salaf. Da'i istimewa berbeda dg org yang memahami dalil dg akal atau manhaj yg menyimpang. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam bersabda: "Akan selalu ada dari umatku, orang yang menegakkan perintah Allah. Tidak dapat mencelakai mereka orang yang menghinanya dan juga orang yang menyelisihinya, hingga Allah datangkn kepada mereka perkaranya sedangkan mereka tetap kondisi seperti itu."

Modal untuk menjadi da'i yang unggul adalah semangat yang tinggi. Dalam sebuah syair disebutkan: Apabila jiwa itu besar, fisik akan letih untuk menggapai cita-citanya. Hal itu pun diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam, beliau bersabda: "Jika kalian meminta sesuatu kepada Allah, mintalah (surga) Firdaus. Karena surga Firdaus adalah surga yang paling mulia dan paling tinggi. Di atasnya adalah 'Arsy (milik) Ar-Rahman, darinya mengalirlah sungai-sungai surga."

Abu bakar adalah salah satu sosok da'i yang unggul. Beliau adalah laki-laki pertama yg masuk Islam, Khalifah pertama, laki-laki yg paling dicintai Nabi, shahabat yang paling mulia, paling kuat imannya, luas ilmunya, paling jujur, paling mirip akhlaknya dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam, yg menemani beliau ketika hijrah dan keistimewaan lain yang sangat banyak.

Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam wafat, para shahabat terbagi menjadi 3 kelompok: sebagian mengingkari kematian beliau, sebagian lagi hanya duduk lesu di masjid atau di rumahnya tidak tau apa yang harus dilakukan, sedangkan Abu Bakr dialah sahabat yg paling sabar, lalu mengingatkan tentang firman Allah: "Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul,sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur",

Allah berfirman: "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada: sahabatnya. "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Ayat ini menegaskan keistimewaan Abu Bakr. Karena ma'iyah Allah ada 3 macam:
1. Ma'iyah umum yg menunjukkan luasnya ilmu Allah. Seperti dalam ayat: "Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang. melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak lima orang. melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada". Ma'iyah khusus, yang bermakna pertolongan. Seperti firman Allah: "Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar".
2. Ma'iyah khusus dan spesial, yang bermakna pertolongan dan kecintaan. Seperti firman Allah tentang Abu Bakr dalam surat At-taubah: 40 diatas

Da'i harus menjadi sosok istimewa dalam 3 keadaan:
1. Ketika menjalin hubungan dengan Allah. Yaitu dengan menjadi da'i yang taat kepada Allah dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam, dalam seluruh ibadah dan kegiatannya sehari-hari. Ketika melaksanakan shalat, berusaha agar shalatnya sesuai Sunnah. Ketika berpuasa, berusaha agar puasanya sesuai sunnah. Ketika haji atau umroh, berusaha agar sesuai Sunnah dan demikian seterusnya. Ibadah betul-betul sesuai syariat, bukan ibadah yang asal-asalan. Begitu pula ketika ditimpa musibah, dia tidak mengeluh. Dia sabar, ridho (menerima) bahkan memuji Allah. Karena meskipun tertimpa musibah, masih banyak nikmat yang diberikan oleh Allah kepadanya.
2. Ketika menjalin hubungan dengan dirinya sendiri. Yaitu dengan menjadi sosok yang jujur terhadap dirinya sendiri. Tidak berpura- pura shalch, padahal di dalam hatinya banyak kebusukan. Memupuk Zuhud dalam dirinya dan tidak terpedaya dg dunia.
3. Ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Da'i yang unggul berinteraksi dengan kaum muslimin dengan akhlak yang terpuji.

Dalam ucapan dan tindakannya. Ucapannya jujur. Memiliki sifat amanah, dermawan dll. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa salam menjanjikan pahala besar bagi sosok tersebut. Beliau bersabda: "Aku menjamin sebuah istana di surga tertinggi bagi orang yang memiliki akhlak terpuji". Akhlak terpuji adalah sarana dakwah yang jauh lebih bermanfaat daripada sekedar ucapan atau teori. Maka setiap dai harus memperhatikan akhlaknya.

Syaikh Dr. Ustman Al-Khamis

Post a Comment for "Menjadi Da'i Yang Unggul"