Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memilih Teman yang baik (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #26)


Program Belajar Syariah Ke 1
Adab Menuntut Ilmu Syar’i #26
Adab Seorang Pelajar Dalam Berteman
Memilih Teman yang baik
Ustadz Agus Eko Wahyono, S.Pd.I


الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله أمّا بعد
Kaum muslimin dan muslimat rahimakumullah, alhamdulillah kita bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala pada kesempatan yang mulia ini kita masih diberikan kesempatan untuk kembali melanjutkan pembahasan kita yaitu tentang adab-adab seorang penuntut ilmu. Di kesempatan ini kita akan membahas sebuah adab yang seorang penuntut ilmu harus betul-betul memperhatikannya.

Yaitu seorang penuntut ilmu harus memilih teman yang baik untuk dirinya sendiri dan menjauhi teman-teman yang buruk. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau pernah bersabda di dalam sebuah hadist :
النَّبِيَّ ﷺ قَالَ: إِنَّما مثَلُ الجلِيس الصَّالِحِ وَجَلِيسِ السُّوءِ: كَحَامِلِ المِسْكِ، وَنَافِخِ الْكِيرِ، فَحامِلُ المِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ ريحًا طيِّبةً، ونَافِخُ الكِيرِ إِمَّا أَن يَحْرِقَ ثِيابَكَ، وإمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا مُنْتِنَةً
" Perumpamaan teman yang Shalih dengan teman yang buruk itu seperti perumpamaan penjual minyak wangi dan pandai besi. Kalau kita dekat dengan penjual minyak wangi maka bisa jadi dia memberikan hadiah kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu mendapatkan percikan wanginya. Dan pandai besi bisa jadi kamu akan terkena apinya sehingga membakar bajumu atau kami minimal mendapatkan baunya yang tidak enak."

Maka demikian perumpamaan teman yang baik bagaikan penjual minyak wangi. Kita apabila dekat dengan penjual minyak wangi maka ada 3 kemungkinan sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits tadi, bisa jadi dia memberikan hadiah kepada kita atau kita membeli darinya atau minimal kita dapatkan harumnya. Demikianlah ketika kita berteman dengan orang-orang yang baik maka bisa jadi kita mendapatkan kebaikan darinya, bisa jadi kita terpengaruh dengan kebaikannya, atau minimal nama kita ikut baik pula karna berteman dengan orang yang baik.

Namun apabila kita berdekatan dengan pandai besi maka bisa jadi baju kita terbakar oleh apinya atau kita mendapatkan baunya yang tidak enak. Demikianlah ketika kita berteman dengan orang yang buruk, maka bisa jadi kita akan terkena keburukannya, kita akan mengikuti keburukannya atau minimal kita akan terkena imbas dari keburukan itu.

Sehingga ada yang mengatakan "الصاحب ساحب" teman itu menarik, sehingga teman yang buruk akan menarik kepada keburukan, teman yang baik akan menarik kepada kebaikan. Sehingga ini betul-betul harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu, dia harus betul-betul selektif di dalam memilih teman, jangan sampai dia memilih teman yang salah kemudian menarik dia ke dalam jalan salah.

Di dalam sebuah hadist Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga bersabda, hadis yang diriwayatkan oleh imam Abu Daud, at-Tirmidzi dan hadis ini dishahihkan oleh syekh Muhammad Nashiruddin al-Abani :
المرء على دين خليله
" Agama seseorang itu tergantung atau sesuai dengan agama teman dekatnya "

Jadi agama seseorang itu berkaitan dengan agama teman dekatnya. Kemudian setelah itu Rasulullah melanjutkan
فلينظر أحدكم من يخالل
" Maka hendaklah salah seorang dari kalian memperhatikan kepada siapa dia berteman dekat"

Kembali lagi, teman itu akan menarik, teman itu akan mempengaruhi, sehingga betul-betul ini harus diperhatikan seorang penuntut ilmu harus betul-betul selektif di dalam memilih teman

Wallahu Ta'ala a'lam

Soal Evauasi: Dengan apakah Rasulullah membuat perumpamaan untuk teman yang baik dan teman yang buruk?

NB:Dilarang mengubah audio dan isi materi atau memindahkannya tanpa mencantumkan sumber.

Post a Comment for "Memilih Teman yang baik (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #26)"