Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Khutbah Jum'at: Meneladani Prinsip Imam Syafi'i dalam Beragama

Meneladani Prinsip Imam Syafi'i dalam Beragama


Judul: Meneladani Prinsip Imam Syafi'i dalam Beragama
Khatib: Abu Haura Asakir Kalimandani, B.A.

[Khutbah Pertama]
إِنَّ الْحَمْدَ للَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اتَّبَعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِیْنَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسۡلِمُوْنَ. أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، أَمَّا بَعْدُ.
➡️ Ummatal Islam -rahimaniyallahu wa iyyakum-.
➡️ Sesungguhnya lurus atau tersesatnya seseorang dalam beragama sangat bergantung pada sumber yang ia jadikan sebagai pedoman, jika sumbernya benar maka agama yang ia bangunpun akan benar, namun jika sumbernya saja sudah keliru maka hasilnyapun akan keliru, baik berupa 'Aqidah, 'Ibadah, maupun hukum.

➡️ Sumber utama yang benar dalam beragama ialah Wahyu dari Allah yang terdapat didalam KitabNya (al-Qur-an) dan Sunnah RasulNya -shallallahu 'alaihi wa sallam- yang Shahih. Sehingga siapapun orangnya tidak dibenarkan untuk mengada-adakan ajaran baru didalam Islam, karena yang demikian itu tidak sesuai dengan petunjuk yang terdapat didalam kedua sumber tersebut. al-Imam asy-Syafi'i -rahimahullah- berkata,
فَقَدْ جَعَلَ اللَّهُ الْحَقَّ فِيْ كِتَابِهِ ثُمَّ سُنَّةِ نَبِيِّهِ -صلى الله عليه وسلم-
"Sungguh Allah telah menjadikan al-Haqq (kebenaran) itu ada didalam KitabNya kemudian didalam Sunnah NabiNya -shallallahu 'alaihi wa sallam-." 📗 Lihat kitab al-Umm 7/298

➡️ Ummatal Islam -rahimaniyallahu wa iyyakum-.
➡️ Kedua sumber beragama yang sudah benar tersebut juga harus dipahami dengan pemahaman yang benar, tidak lain tidak bukan yaitu merujuk kepada pemahamannya para Shahabat -radhiyallahu 'anhum-, karena merekalah yang menyaksikan diturunkannya al-Qur-an, merekalah yang menimba ilmu langsung dari Rasulullah -shallallahu 'alaihi wa sallam-, dan merekalah generasi yang telah dijamin pasti masuk Surga.

➡️ Ditambah lagi tidak ada satupun sekte yang sesat melainkan kadang kala merekapun berdalil menggunakan Ayat al-Qur-an dan Hadits namun dipahami dengan pemahaman yang mereka buat-buat sendiri untuk membela penyimpangan mereka. al-Imam asy-Syafi'i -rahimahullah- berkata,
وَآرَاؤُهُمْ لَنَا أَحْمَدُ وَأوْلَى بِنَا مِنْ رَأْيِنَا عِنْدَ أَنْفُسِنَا
"Pendapat-pendapat mereka (para Shahabat) lebih terpuji dan lebih utama untuk kita ketimbang pendapat kita sendiri." 📗 Lihat kitab Manaqib asy-Syafi'i 1/442 karya al-Baihaqi 

➡️ Ummatal Islam -rahimaniyallahu wa iyyakum-. 
➡️ Diantara sumber yang keliru untuk dijadikan pedoman dalam beragama ialah akal manusia, karena agama Islam merupakan agama yang didasari oleh Wahyu, sehingga seseorang harus selalu mendahulukan Dalil al-Qur-an dan as-Sunnah daripada akalnya, yang demikian karena fungsi akal hanyalah sebagai alat untuk mencerna Dalil, bukan untuk menghakimi dan melawan Dalil. al-Imam asy-Syafi'i -rahimahullah- berkata,
إِنَّ لِلْعَقْلِ حَدًّا يَنْتَهِيْ إِلَيْهِ كَمَا أَنَّ لِلْبَصَرِ حَدًّا يَنْتَهِيْ إِلَيْهِ
"Sesungguhnya akal itu punya batas yang ia berhenti padanya, seperti halnya penglihatan mata juga punya batas yang ia berhenti padanya." 📗 Lihat kitab Adab asy-Syafi'i, hlm. 271 karya Ibnu Abi Hatim

➡️ Ummatal Islam -rahimaniyallahu wa iyyakum-.
➡️ Diantara sumber lain yang keliru untuk dijadikan pedoman dalam beragama ialah ilmu Kalam (Filsafat), karena inti hakikat ilmu tersebut hanyalah dibangun diatas ucapan, pendapat, dan logika semata yang dibuat-buat oleh orang-orang Yunani kuno, tidak dibangun diatas Dalil al-Qur-an dan as-Sunnah.

Karenanya betapa banyak terlahir dari ilmu ini pemikiran-pemikiran menyimpang yang bertentangan dengan ajaran Islam. al-Imam asy-Syafi'i -rahimahullah- berkata,
حُكْمِيْ فِيْ أَهْلِ الْكَلَامِ أَنْ يُضْرَبُوْا بِالْجَرِيْدِ وَيُحْمَلُوْا عَلَى الْإِبِلِ وَيُطَافُ بِهِمْ فِيْ الْعَشَائِرِ يُنَادَى عَلَيْهِمْ: هَذَا جَزَاءُ مَنْ تَرَكَ الْكِتَابَ وَالسُّنَّةَ وَأَقْبَلَ عَلَى الْكَلَامِ.
"Hukumanku untuk para ahli Kalam (Filsafat) ialah mereka dipukuli dengan pelepah kurma, diangkut diatas unta, dan diarak keliling kampung seraya dikatakan kepada khalayak ramai, "Inilah balasan bagi orang yang telah meninggalkan al-Qur-an dan as-Sunnah, serta malah mengambil ilmu Kalam (Filsafat)." 📗 Lihat kitab Manaqib asy-Syafi'i 1/462
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِيْ وَلَكُمْ.


[Khutbah Kedua]
الْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ مُبَارَكًا عَلَيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, صَلَّى اللَّهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ. أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ, أَمَّا بَعْدُ.

➡️ Ummatal Islam -rahimaniyallahu- wa iyyakum-. 
➡️ Demikianlah khutbah singkat tentang sekelumit prinsip-prinsip dasar dalam beragama yang benar sebagaimana dianut oleh al-Imam asy-Syafi'i -rahimahullah-, beliau merupakan salah seorang Imam besar Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang diakui kedalaman ilmunya. Diharapkan agar seseorang bisa betul-betul meneladani beliau, tidak sekedar mengklaim menjadi pengikut beliau namun tidak mengetahui dan malah menyelisihi prinsip-prinsip beliau sendiri.

➡️ Kita berdoa kepada Allah Ta’ala dengan Nama-namaNya yang paling indah dan Sifat-sifatNya yang paling mulia.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ. رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Post a Comment for "Khutbah Jum'at: Meneladani Prinsip Imam Syafi'i dalam Beragama"