Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menjaga Muru’ah (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #13 )


Program Belajar Syariah Ke 1
Adab Menuntut Ilmu Syar’i #13
Adab Seorang Pelajar Terhadap Dirinya 07
(Menjaga Muru’ah)
Ustadz Ridwan Febrianto, Lc


بسم الله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و اصحابه و من وعل أما بعد
Saudara-saudaraku seiman, para penuntut ilmu yang mendengarkan rekaman suara ana ini, insya Allah kita akan melanjutkan kembali pembahasan tentang adab-adab seorang penuntut ilmu yang harus dimiliki dalam dirinya. Kemarin kita membahas tentang bagaimana seorang penuntut ilmu itu mengamalkan ilmunya, menerapkan ilmu yang dia miliki di dalam kepribadian dan akhlaknya. Saat ini insya Allah kita akan membahas tentang adab baru yaitu yang berkenaan / yang berhubungan dengan Muru'ah, tentang sikap kewibawaan seorang penuntut ilmu. 

Ikhwani Fillah saudara-saudariku seiman 
Seorang penuntu ilmu harus memiliki atau sepantasnya memiliki wibawa dalam dirinya. Sikapnya penuh dengan wibawa. Tutur katanya penuh dengan wibawa. mengapa demikian? Karena seorang penuntut ilmu itu harus berbeda perilakunya / akhlaknya dengan orang awam pada umumnya, dengan orang-orang yang tidak belajar atau dengan orang-orang yang malas belajar. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman : 
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
"Katakanlah (wahai muhammad) apakah sama orang orang yang berilmu dengan orang tidak yang berilmu?" 

Tentunya sikap kelompok 2 tadi atau dua kelompok tadi pasti akan berbeda. Orang yang berilmu mereka belajar ayat-ayat Allah, mereka mempelajari hadis-hadis Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, mereka belajar langsung dari akhlak Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, mereka menghindari dari akhlak buruk yang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sampaikan, kemudian mereka terapkan itu dalam kehidupan sehari-hari. Pastinya hasilnya akan berbeda. 

Muru'ah ini Ikhwati fillah a'azzaniyallahu wa iyyaakum, cara kita mendapatkannya adalah dengan belajar seperti yang sudah ana sampaikan barusan bisa didapatkan dengan belajar, belajar sabda-sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang mana sabda Rasulullah ini penuh dengan akhlak-akhlak yang mulia. Sabda Rasulullah juga menjelaskan tentang akhlak yang harus kita hindari selaku seorang muslim. 

Lalu kemudian di antara cara kita menggapai Muru'ah adalah dengan mempelajari kebiasaan atau adat istiadat masyarakat setempat, adat istiadat orang-orang sekitar kita karna di beberapa tempat mereka memiliki pandangan yang berbeda tentang suatu sikap. Bisa saja kita melihat suatu amalan / suatu perbuatan itu hal yang wajar tapi bagi orang atau orang sekitar itu hal yang nggak wajar. 

Contohnya, misalkan tidur setelah salat subuh, ini mungkin sebagian orang menganggap nggak ada yang melarang. Al-Qur'an tidak melarang dan hadis nggak ada yang melarang maka sah-sah saja. Jawabannya ndak, kita harus perhatikan kalau misalkan orang sekitar kita atau misalkan kita sedang Safar kemudian menginap dirumah teman kita ternyata, kemudian ketika salat subuh kita tidur subuh dan penghuni rumah tersebut melihat hal itu sebagai perbuatan yang buruk, sebagai perbuatan yang tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar / seorang penuntut ilmu. Maka kita penting untuk melihat, bertanya tentang kebiasaan orang sekitar dan apa saja yang dipandang buruk oleh masyarakat sekitar. 

Kemudian diantara contoh-contoh perilaku yang bisa meruntuhkan / menjatuhkan Muru'ah seorang muslim seorang, penuntut ilmu adalah yang sebagaimana yang disebutkan di banyak sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yaitu seperti ujub atau bangga diri berlebihan atau mungkin ria ingin dilihat, Sum'ah ingin didengar amalannya, kemudian sombong / kibr dan lain sebagainya termasuk diantaranya sebagai mana kita sudah sebutkan dalam pertemuan kemarin yaitu banyak tertawa, banyak bercanda dan lain sebagainya. 

Kemudian di akhir liqa ini kita akan menjelaskan bahwasanya akhlak itu ada dua macam. Ada akhlak yang baik, Muru'ah / wibawa yang sudah tertanam dalam diri kita sejak kita lahir, kita sudah menjadi sifat kita penyabar, sudah menjadi sifat kita tidak mudah marah, sudah menjadi sifat pribadi kita adalah gampang memberi pada orang lain. Kalau yang seperti ini akhlak yang sudah tertanam dari kita sejak kita lahir maka wajib kita syukur, tugas kita hanya bersyukur. 

Adapun akhlak yang kedua adalah akhlak yang perlu usaha untuk menggapainya, perlu usaha untuk mendapatkannya maka yang kedua ini perlu perjuangan, perlu kesabaran. Kita hiasi diri kita dengan sifat penyabar, kita orang enggak sabar tapi untuk menjadi orang yang penyabar kita harus berusaha. Sebagaimana begitu pula dengan Muru'ah, kita orang yang sebelumnya tidak berwibawa untuk menjadi wibawa, kita orang sebelumnya gampang tertawa gampang bercanda mudah bercanda maka untuk menjadi orang yang berwibawa kita perlu usaha. Kita harus menghilangkan sedikit demi sedikit perbuatan-perbuatan yang bisa menjatuhkan Muru'ah dan atau wibawa kita selaku seorang penuntut ilmu Mungkin ini yang bisa kita bagikan. Wallahu ta'ala a'lam 


Soal Evauasi: Apa itu muru'ah? dan bagaimana seseorang meraih muru'ah?

NB:Dilarang mengubah audio dan isi materi dan memindahkannya tanpa mencantumkan sumber.

Post a Comment for "Menjaga Muru’ah (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #13 )"