Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Penyimpanan Akidah (2) (Aqidah #19)

Faktor penyimpanan akidah (2)

Program Belajar Syariah ke 1
Aqidah #19
Faktor Penyimpanan Akidah (2)
Ustadz Aziz Shodiq


بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله و الصلاة والسلام على خير الخلق الله نبينا محمد و على اله و صحبه و سلم تسليما كثيرا، أما بعد
Saudara-saudariku yang dirahmati Allah subhanahu wa ta'ala 

diantara faktor atau penyebab terjadinya penyimpangan dalam aqidah atau keyakinan adalah Ittiba'ul Hawa yakni mengikuti hawa nafsu, mengikuti segala sesuatu yang sesuai dengan hawa nafsu atau menuruti hawa nafsu sesuai selera dia ikuti, yang terkadang ikut hawa nafsu / mengikuti Hawa itu ada yang baik dan yang buruk ada yang bermanfaat ada yang berbahaya, dan maksud disini adalah mengikuti hawa nafsu yang berbahaya dalam diri seseorang yang mengeluarkannya dari kebenaran / dari al-Haq. 

Diantara dalil poin ini adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala, Allah Mengatakan :
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَٰهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَىٰ عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَىٰ سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَىٰ بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
" Tidakkah engkau tau, pernahkah engkau tau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah subhanahu wa ta'ala membiarkan dia da dia tersesat berdasarkan ilmu Allah dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta Allah meletakkan sebuah tutup di atas penglihatannya, maka siapa yang mampu memberikan hidayah setelah Allah, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran." 

Ini dalil pertama, jadi ada orang-orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhanyang selalu dia menuruti hawa nafsunya yang sesuai dengan selera dia maka dia terima, yang tidak dia tolak. Dalil berikutnya adalah firman Allah subhanahu wa ta'ala : 
فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
" Jika mereka tidak menjawab, memenuhi, menerima dakwah wahai Muhammad shallallahu alaihi wasallam, ketahuilah mereka itu hanya mengikuti hawa nafsu mereka, Maka siapa yang lebih sesat jalannya ketimbang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya keluar dari jalan petunjuk dari Allah subhanahu wa ta'ala, (yang bukan dari petunjuk Allah subhanahu wa ta'ala), Allah tidak akan memberikan hidayah bagi orang-orang yang zalim (orang yang selalu mengikuti hawa nafsu Allah sebutkan Allah nyatakan sebagai orang zalim dan Allah tidak akan memberikan hidayah kepada mereka. 

Makna lain yaitu seperti dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala di antara penyebab tertutupnya hati sehingga tidak bisa menerima hidayah adalah firman Allah : 
كَلَّا ۖ بَلْ ۜ رَانَ عَلَىٰ قُلُوبِهِم مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ
"Sekali-kali tidak bahkan hati mereka telah membatu mengeras dikarenakan apa yang mereka lakukan"

Diantara penyebab terjadinya penyimpangan aqidah yang berikutnya adalah al-Ghuluw fis shaalihiin, ghuluw berlebih-lebihan terhadap orang-orang Saleh, berlebihan memuji, berlebihan mentaati, berlebihan mengikuti seperti itu. Berlebihan pokonya. Berlebihan memuji mereka, mengangkat mereka melebihi kadar kedudukan mereka atau menjadikan mereka memiliki bagian dari peribadatan, mungkin dengan cara bernazar di kuburan mereka, menyembelih di kuburan mereka, berkorban, berdoa meminta mereka yang sudah mati istighosah / minta pertolongan kepada mereka yang sudah meninggal yang tidak bisa berbuat apa-apa. 

Hal ini terjadi sudah lama sejak zaman nabi Nuh telah ada orang-orang yang berlebihan / ghuluw terhadap orang-orang sholeh. Allah mengatakan tentang mereka kaum Nuh : 
و قالوا لا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
" Mereka mengatakan 'jangan tinggalkan tuhan-tuhan kalian jangan tinggalkan wadda, jangan tinggalkan suwa', jangan tinggalkan yaghus, ya'uq dan nasro"

Jadi semua 5 orang ini adalah nama orang-orang shalih yang ada di zaman sebelum Nabi Nuh. Dan kita bisa tahu bagaimana apa yang dilakukan para (kalau bisa dibilang) penyembah kuburan bagaimana mereka melakukan hal-hal yang kadang mengherankan di kuburan orang-orang Shalih yang mereka anggap Shalih yang mereka anggap ulama yang mereka anggap wali, seperti itu. 

Dalilnya diantaranya adalah Allah subhanahu wa ta'ala mengatakan : 
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ ۚ
" Wahai ahlul kitab, Yahudi dan Nasrani janganlah kalian berbuat ghuluw, berlebih-lebihan dalam agama kalian dan janganlah kalian berkata tentang Allah kecuali yang benar"

dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sendiri telah memberikan isyarat bahwasanya Ahli kitab telah berbuat ghuluw 
لا تَطْرُوْنِيْ كَمَا أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ، فَقُوْلُوْا: عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلِهِ
" Jangan kalian mengangkat terhadapku berlebihan terhadapku sebagaimana orang-orang Nasrani kepada nabi Isa bin Maryam sesungguhnya aku adalah hamba katakanlah aku adalah hamba Allah dan RasulNya"

Demikian juga sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam :
ياَ أَيُّهَا النَّاسُ إِيَاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّيْنِ ؛ فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ الْغُلُوُّ فِي الدِّيْنِ
" Wahai manusia waspada kalian, hati-hati kalian terhadap sifat ghuluw berlebih-lebihan dalam agama karena sesungguhnya yang membuat celaka, membuat binasa orang-orang sebelum kalian adalah berlebihan di dalam agama" 

Sabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam yang lain Rasulullah mengatakan : 
هلك المتنطعون ٣×
" Celaka orang yang berlebihan, celaka orang yang ekstrim, celaka orang yang berbuat ghuluw dalam agama"

Wallahu 'alam bissawab, mungkin ini yang bisa kita sampaikan, kita lanjutkan lagi pada pembahasan berikutnya 

Soal Evauasi: Kapan nafsu itu dikatakan baik dan kapan dikatakan buruk?

NB:Dilarang mengubah audio dan isi materi atau memindahkannya tanpa mencantumkan sumber.

Post a Comment for "Faktor Penyimpanan Akidah (2) (Aqidah #19)"