Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Adab-Adab Buang Hajat (Apa-apa yang diharamkan 02) (Fiqih Ibadah #18)

Adab-Adab Buang Hajat (Apa-apa yang diharamkan 02)

Program Belajar Syariah ke 1
Fiqih Ibadah #18
Adab-Adab Buang Hajat (Apa-apa yang diharamkan 02)
Ustadz Sirajul Yani, M.H.I

بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و على اله و اصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أما بعد
Ikhwati fillah a'azzaniyallahu wa iyyaakum 

Masih dalam pembahasan adab-adab buang hajat. Diantara apa-apa yang diharamkan ketika buang hajat yang kedua yaitu buang hajat di tengah jalan atau tempat berteduh atau di saluran-saluran atau sumber-sumber air. Ini sebagaimana hadits dari Mu'adz ibn Jabal Radhiyallahu'anhu beliau berkata, Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda : 
اتقوا الملاعنَ الثلاثة: البراز في الموارد، وقارعة الطريق، والظل
"Takutlah kalian kepada 3 hal yang terlaknat : buang air besar di sumber air atau di saluran air, di tengah jalan, dan di tempat berteduh." (HR Abu Dawud) 

Kemudian yang ketiga yaitu buang hajat di tengah kuburan. Ini sebagaimana hadits dari 'Uqbah bin Amir bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda : 
وَمَا أُبَالِي أَوَسَطَ الْقُبُورِ قَضَيْتُ حَاجَتِي أَوْ وَسَطَ السُّوقِ
" Dan aku tidak peduli apakah di tengah kuburan aku membuang hajat ataukah di tengah pasar." (HR Ibnu Majah)

Dalam hadits ini bahwasanya Nabi shallallahu alaihi wasallam menyamakan seseorang yang buang hajat di tengah kuburan dengan seseorang buang hajat di tengah pasar. Dan kita ketahui bahwasanya menyingkap aurat atau memperlihatkan aurat di depan manusia adalah sesuatu yang haram. Maka Nabi mengqiyaskan hukum seseorang yang kencing di tengah kuburan dengan seseorang yang kencing di tengah pasar sama dengan dosa dan termasuk sesuatu yang haram. 

Kemudian yang keempat diantara apa-apa yang diharamkan dalam buang hajat yaitu buang hajat pada air yang tergenang, yang tidak mengalir. Ini sebagaimana hadits dari Jabir radhiyallahu'anhu, kata beliau : 
أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى أَنْ يُبَالَ فِي الْمَاءِ الرَّاكِدِ
" Bahwasannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang kencing di air yang tergenang" 

Dan juga hadits yang lain dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah bersabda : 
لاَ يَبُولَنَّ أَحَدُكُمْ فِي الْمَاءِ الدَّائِمِ ثُمَّ يَغْتَسِلُ مِنْهُ
" Janganlah salah seorang diantara kalian kencing di air yang menggenang kemudian ia mandi darinya." (HR Bukhari dan Muslim) 

Kemudian yang kelima yaitu buang hajat di masjid. Ini sebagaimana hadits dari Anas bin Malik Radhiyallahu'anhu beliau berkata : 
جاء أعرابيٌّ فبال في طائفةِ المسجد، فزجره الناس، فنهاهم رسول الله صلى الله عليه وسلم، فلما قضى بوله أمر النبي صلى الله عليه وسلم بذَنُوب من ماءٍ.جاء أعرابيٌّ فبال في طائفةِ المسجد، فزجره الناس، فنهاهم رسول الله صلى الله عليه وسلم، فلما قضى بوله أمر النبي صلى الله عليه وسلم بذَنُوب من ماءٍ فأُهريق عليه
" Seorang Arab Badui datang lalu kencing di sudut masjid maka orang-orang pun ingin mengusirnya tetapi Nabi shallallahu alaihi wasallam melarang mereka. Setelah orang itu selesai dari kencingnya Nabi shallallahu alaihi wasallam minta setimba air lalu menyiram pada bekasnya." (HR Bukhari) 

Dan dalam riwayat yang lain Nabi shallallahu alaihi wasallam berdoa dan berkata kepada si Badui : 
إن هذه المساجد لا تصلح لشيء من هذا البول ولا القذَر، إنما هي لذكر الله عز وجل، والصلاة، وقراءة القرآن
" Sesungguhnya Masjid ini tidak layak dikotori dengan air kencing atau kotoran lainnya, ia hanya untuk berdzikir kepada Allah, salat, membaca al-Qur'an." (HR Muslim) 

Tentu di sini buang hajat di masjid jelas-jelas sesuatu yang diharamkan karna masjid adalah tempat untuk ibadah, tempat untuk sesuatu yang suci dan tidak layak dan tidak pantas untuk dikotori dengan sesuatu yang najis . 

Kemudian yang ke 6 beristinja dengan kotoran, tulang ataupun makanan, sebagaimana hadist salman al farisi, beliau berkata: 
“Nabi shallallahu’alaihi wasallam melarang kita untuk beristinja atau bersuci dengan kotoran hewan atau dengan tulang” (HR Muslim), 

Dan hadist yang lain, dari Ibnu masud radhiallahu anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَكُمْ كُلُّ عَظْمٍ ذُكِرَ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ يَقَعُ فِي أَيْدِيكُمْ أَوْفَرَ مَا يَكُونُ لَحْمًا وَكُلُّ بَعْرَةٍ عَلَفٌ لِدَوَابِّكُمْ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَا تَسْتَنْجُوا بِهِمَا فَإِنَّهُمَا طَعَامُ إِخْوَانِكُمْ
“'Kamu mendapatkan setiap tulang yang disebutkan nama Allah atasnya (ketika disembelih), yang mana di tangan kalian lebih banyak menjadi daging dan setiap kotoran hewan adalah makanan untuk hewan tunggangan kalian.' Lalu Rasulullah ﷺ bersabda, 'Maka janganlah kalian beristinja dengan keduanya (maksudnya kotoran hewan dan tulang), karena keduanya adalah makanan saudara kalian' (HR Muslim). 

Para ulama menjelaskan bahwasanya jika Nabi shallallahu’alaihi wasallam melarang untuk mengotori makanan saudara kita dari kalangan jin atau makanan untu hewan tunggangan mereka, maka makanan dari kalangan manusia, dari kalangan kita, tentu lebih aula/utama larangan tersebut, maka tidak boleh bagi seseorang beristinja bersuci dengan makanan dan ini termasuk menghambur-hamburkan yang dilarang, sebagaimana sabda Nabi shallallahu’alaihi wasallam: 
إِنَّ اللَّهَ كَرِهَ لَكُمْ ثَلَاثًا قِيلَ وَقَالَ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ
"Allah membenci untuk kalian tiga hal, "Orang yang menyampaikan setiap hal yang didengarnya, menyia-nyiakan harta dan banyak bertanya" (HR Bukhari). 

Kita cukupkan sampai disini. 
و صلى الله علي نبينا محمد و اخر دعوانا عن الحمدلله رب العالمين

Soal Evauasi: Sebutkan dengan ringkas semua apa-apa yg diharamkan dalam buang hajat!

NB:Dilarang mengubah audio dan isi materi atau memindahkannya tanpa mencantumkan sumber.

Post a Comment for "Adab-Adab Buang Hajat (Apa-apa yang diharamkan 02) (Fiqih Ibadah #18)"