Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Adab Seorang Pelajar Terhadap Dirinya 06 (Qona’ah) (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #11)

#

Program Belajar Syariah Ke 1
Adab Menuntut Ilmu Syar’i #11
Adab Seorang Pelajar Terhadap Dirinya 06
(Qona’ah)
Ustadz Ridwan Febrianto, Lc


بسم الله و الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله و أما بعد
Ikhwani Fillah thalabatal'ilm a'azzaniyallahu wa iyyakum saudara-saudariku sekalian para penuntut ilmu / pelajar ilmu syar'i yang semoga dimuliakan oleh Allah jalla jalaluhu. 

Pada hari ini pada pertemuan kali ini kita akan menjelaskan tentang adab yang selanjutnya yang berkenaan atau berkaitan dengan adab yang harus dimiliki oleh seorang penuntut ilmu yaitu al-Qona'ah, yaitu sifat qana'ah. Pertanyaan pertama apa itu qana'ah? Qana'ah artinya adalah. 
الرضا بما قسمه الله و كتب الله له من الأرزق
"Keridhoan pada diri seorang muslim terhadap Rizki yang Allah berikan kepadanya." 

Lawan kata dari qana'ah adalah sifat tamak, bahasa Arabnya thoma'. 

Tamak, seorang yang tidak ridho dengan Rizki yang Allah berikan kepadanya. Seorang muslim apalagi penuntut ilmu diharuskan memiliki sifat qana'ah dalam dirinya. Yang mana ketika dia memiliki sifat qana'ah maka dia tidak akan tergoda dengan gemerlapnya dunia. Berbeda dengan orang yang tamak. Ketika Allah berikan kepadanya Rizky pada hari tersebut misalkan seratus ribu, dia ingin lebih, dianggap seratus ribu itu sedikit. Akhirnya dia tidak puas dengan apa yang Allah berikan kepadanya. Kemudian ketika dia melihat temannya memiliki rizki yang lebih, muncul sifat hasad dalam dirinya. Dan tamak ini adalah asal muasal timbulnya berbagai macam sifat buruk. Orang mencuri karena tidak puas dengan rizki yang Allah bagikan kepadanya. Orang Hasad karena asal muasalnya adalah rasa tamak dan sebagainya. 

Seorang muslim ketika dia memiliki sifat qana'ah dalam dirinya maka dia akan bisa menjaga niatnya, ikhlas karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam setiap amalannya. Mengapa demikian? Karena ketika dia qana'ah / ridho terhadap pemberian yang Allah berikan kepadanya pada hari itu misalkan, dia tidak akan melihat kepada rezeki yang Allah berikan kepada orang lain. Apa artinya? Artinya dia akan fokus dengan tujuannya, dia akan fokus dengan amalannya sendiri, tidak peduli orang lain dapat rezeki lebih, tidak peduli orang lain punya harta lebih, tidak ia pedulikan. Kenapa? Karena yang dia pedulikan adalah mensyukuri rezeki yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikan kepadanya. Dengan cara ini seorang muslim akan bisa menjaga keikhlasan dalam hatinya. 

Caranya ikhlas gimana? Qana'ah. Kita ridho dengan rezeki tersebut, sudah cukup. Dengan seperti itu kita tidak akan Hasad tidak akan iri dengki terhadap rezeki orang lain, tidak akan mencuri rezeki orang lain, dan lain sebagainya. 

Diceritakan oleh Syaikh Bakr Abu Zaid tentang kisah gurunya yaitu Syaikh Muhammad al-Amin asy-Syinqithi, seorang syekh dari negara Syinqith atau dari negara Mauritania. Beliau adalah seorang syekh yang berpenampilan biasa meskipun beliau adalah seorang syekh yang memiliki kedudukan di mata para ulama, meskipun beliau adalah seorang syekh yang 'alim / yang tinggi ilmunya, tapi pakaian yang dia kenakan adalah pakaian sederhana, pakaian orang-orang kampung, bahkan beliau diceritakan oleh muridnya ini, beliau tidak mengenal mata uang karena sanking qana'ahnya beliau, sanking tidak pedulinya beliau dengan dunia. 

Beliau bercerita bahwasanya ia memiliki suatu harta yang amat berharga yang jarang orang lain memiliki harta tersebut, yaitu qana'ah dalam dirinya, yaitu sifat qana'ah. Orang kalau memiliki sifat qana'ah maka itu adalah harta terbesar yang ia miliki saat itu, yang harus ia jaga. Kemudian syekh melanjutkan 'kalau seandainya aku menginginkan kedudukan maka aku tau jalannya, aku tau cara meraih kedudukan tersebut, mudah bagiku untuk menggapainya. 

Tetapi aku tidak ingin menjual akhiratku untuk mendapatkan dunia. Aku tidak ingin membuang begitu saja ilmu yang aku miliki untuk meraih sebagian dari harta duniawi." Dan ini adalah pelajaran yang amat berharga tentunya beliau tidak mengatakan cerita ini dengan tujuan sombong tetapi dengan tujuan agar orang lain belajar dari kisah beliau. Dan inilah qana'ah. 

Qana'ah adalah obat bagi hati yang sakit, obat bagi penyakit tamak, obat dari kesedihan. Terkadang orang sedih, kenapa? Karena dia merasa rezeki nya sangat sedikit, orang lain rezeki banyak, dia rezekinya sedikit. Padahal kalau kita lihat rezekinya lebih banyak dari orang yang dibawah dia. Karena itu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya kita melihat dunia. Kata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda (yang artinya adalah) 
"Jangan kalian melihat kepada orang yang berada di atas kalian (orang yang lebih kaya, lebih banyak hartanya dari kalian) tapi lihatlah orang yang lebih sengsara dari kalian." 

Mengapa demikian? Ini adalah cara kita bersyukur terhadap apa yang Allah berikan kepadanya kita. Ini adalah cara agar kita bisa qana'ah. Qana'ah adalah obat dari rasa tamak. Qana'ah adalah obat dari rasa sedih dan rasa galau. 

Kemudian qana'ah ini adalah obat juga dari rasa hasad / iri / dengki terhadap pemberian Allah kepada orang lain. Karena itu penting bagi kita untuk memiliki rasa qana'ah agar jalan kita dalam menuntut ilmu tetap ikhlas karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala bukan karena dunia, bukan karena harta, bukan karena kedudukan, atau bukan karena wanita. Mungkin ini yang bisa kita bagikan. Semoga memberikan manfaat. 

بارك الله لى و لكم ثم السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Soal Evauasi: Qanaah adalah obat, tolong jelaskan arti kalimat ini!

NB:Dilarang mengubah audio dan isi materi dan memindahkannya tanpa mencantumkan sumber.

Post a Comment for "Adab Seorang Pelajar Terhadap Dirinya 06 (Qona’ah) (Adab Menuntut Ilmu Syar’i #11)"