Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Wasail/sarana Agar Selamat dari Penyimpangan Akidah 02 (Aqidah #24)



Program Belajar Syariah ke 1
Aqidah #24
Wasail/sarana Agar Selamat dari Penyimpangan Akidah 02
Ustadz Aziz Shodiq


بسم الله الرحمن الرحيم الحمد لله و الصلاة والسلام على رسول الله نبينا محمد و على اله و صحبه و سلّم تسليما كثيرا أما بعد
Saudara-saudariku yang dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta'ala

Diantara metode atau sarana yang bisa melindungi kita, yang bisa menghindarkan kita dari penyimpangan aqidah adalah menuntut ilmu agama, belajar ilmu agama dan mendalaminya tentunya mengambil agama ini, belajar agama ini dari ulama-ulama yang rasikh, ulama-ulama yang mumpuni, yang amanah, ulama-ulama yang mengikuti petunjuk Nabi dalam berdakwah dan menyampaikan agama. Allah subhanahu wa ta'ala Mengatakan :
فاعلم أنه لا إله إلاّ الله
" Ketahuilah bahwanya tidak ada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah subhanahu wa ta'ala" (perintah berilmu)

Allah juga Mengatakan untuk kita bertanya kepada ahli ilmu yaitu ilmu agama atau secara umum yang berkaitan dengan ilmu, kita diperintahkan Allah untuk bertanya kepada ahlinya, terlebih ilmu agama. Allah Mengatakan :
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
" Bertanyalah kalian kepada ahludzikr (yaitu ulama) jika kalian tidak mengetahui"
بِالْبَيِّنَاتِ وَالزُّبُرِ
" Mereka para anbiya' kami utus dengan membawa keterangan, (dengan membawa hujah-hujah, dengan membawa bukti-bukti) dan kitab-kitab"

Juga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dalam hadits yang sudah sangat terkenal, yang sudah kita menghafalnya, dari sahabat Mu'awiyah bin Sofyan, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
"Siapa saja yang Allah ingin/kehendaki dalam dirinya kebaikan maka Allah akan fahamkan ia agama"
Allah akan berikan dia kemampuan untuk memahami agama.

Jadi, diantara hal atau sarana yang bisa melindungi kita dari penyimpangan, kesesatan, kebodohan adalah menuntut ilmu agama.

Kemudian saudara-saudariku Fillah rahimakumullah

Diantara sarana yang bisa melindungi kita dari penyimpangan aqidah adalah menahan diri untuk tidak berbuat ghuluw, tidak melakukan hal-hal yang berlebihan dalam agama dan waspada. Dan ini semua kembali kepada ilmu tadi. Orang yang tidak menuntut ilmu maka potensi besar dia akan melakukan hal-hal yang ghuluw / yang ekstrim / yang berlebihan, itu terjadi. Allah subhanahu wa ta'ala Berfirman :
يا أهل الكتاب لا تغلوا في دينكم
" Wahai ahli kitab janganlah kalian berbuat ghuluw di dalam agama kalian"
ولا تقولوا على الله إلا الحق
" Dan janganlah kalian berkata tentang Allah kecuali yang benar"

Ini saja ahlul kita, mereka diberi al-kitab, mereka tau ilmu agama tapi mereka berbuat berlebihan. Bagaimana dengan orang yang tidak faham kitab, tidak mau belajar ilmu agama.

Allah juga Mengatakan :
قل يا أهل الكتاب لا تغلوا في دينكم غير الحق
" Wahai ahlul kitab janganlah kalian berbuat ghuluw (ekstrim/berlebihan) didalam agama kalian tanpa alasan yang benar"

Juga Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ
" Wahai sekalian manusia hati-hati kalian dalam sikap ghuluw dalam agama"

Rasulullah mewanti-wanti, mewaspadai kita. Mengapa? Ghuluw dalam agama dilarang karena dia adalah
فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ ( الغلو فى الدين )
Karena yang menyebabkan umat sebelum kalian binasa itu adalah berlebihan terhadap agama, di dalam mengamalkan agama. Silahkan baca sendiri bagaimana kisah-kisah yang terjadi umat terdahulu terutama Bani Israil, mereka ghuluw/berlebihan dalam mengamalkan agama.

Kemudian berikutnya diantara tips agar kita terhindar dari penyimpangan aqidah atau keyakinan yaitu memenuhi panggilan Allah, menjawab perintah Allah, melakukan perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Dengan cara apa? Dengan cara kita menjadikan setan itu sebenar-benar musuh kita. Mungkin selama ini kita tahu bahwasanya setan itu penggoda, setan itu menyesatkan, tapi sedikit dari kita yang sadar atau sedikit dari kita yang menyadari bagaimana setan ini saya jadikan benar-benar musuh saya.

Bagaimana menjadikan setan menjadi musuh? Yaitu dengan serius menegakkan Ubudiyah, melakukan peribadatan kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Ibadah itu sebagai kebutuhan, butuh. Juga berlindung kepada Allah dari setan , bertawakal kepada Allah, berserah diri dan puncak dari semua itu adalah ikhlas terhadap apa yang Allah Perintahkan untuk kita lakukan dan ikhlas untuk menjauhi segala larangan yang Allah telah larang kepada kita meskipun jiwa ini ada hasrat untuk itu. Allah subhanahu wa ta'ala Berfirman :
إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَٱتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُواْ حِزْبَهُۥ لِيَكُونُواْ مِنْ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
"Sesungguhnya (wahai orang-orang mukmin) setan itu bagi kalian adalah musuh maka jadikan dia musuh yang nyata, sesungguhnya setan mengajak gerombolannya (mengajak kelompok-kelompoknya mengajak penganutnya) agar mereka masuk atau menjadi penghuni neraka Sa'ir"

Dan kabar gembira dari Allah subhanahu wa ta'ala ketika seorang hamba serius kepada Allah, ikhlas beribadah kepada Allah, mencocoki Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, maka setan tidak akan ada kekuatan, tidak memiliki daya untuk menyesatkan hamba tersebut. Allah subhanahu wa ta'ala tegas Mengatakan :
إِنَّ عِبَادِى لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطَٰنٌ إِلَّا مَنِ ٱتَّبَعَكَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ
" Sesungguhnya hamba-hambaku tidak ada bagimu wahai setan untuk menguasai mereka kecuali orang-orang yang mengikutimu dari kalangan orang-orang yang tersesat"

Kesesatan muncul karna kebodohan, tidak belajar agama, semua kembali kepada ilmu agama. Jika sekiranya ilmu agama, ilmu adalah sumber keselamatan maka kebodohan adalah sumber kebinasaan, sumber kesesatan. Allah Berfirman :
إنه ليس له سلطان على الذين آمنوا وعلى ربهم يتوكلون
"Sesungguhnya tidak ada kuasa bagi setan atas orang-orang yang beriman, untuk menguasai orang yang beriman / untuk menyesatkan orang yang beriman (betul-betul merealisasikan keimanan dzahir maupun bathin). Dan dengan Rabb mereka (orang-orang yang beriman ini) berserah diri/bertawakal"

Juga Allah subhanahu wa ta'ala Mengatakan hikayat tentang iblis, ketika iblis bersumpah untuk menyesatkan manusia, Allah Mengatakan :
قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
" Iblis berkata 'dengan kemuliaanmu wahai Allah aku akan selewengkan mereka, aku akan sesatkan semuanya"
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ
" Kecuali hamba-hambamh yang mukhlish, yang mukhlash, hambamu yang khalish, yang ikhlas"
Yang sepenuh hati beribadah kepadamu.

Dan Allah subhanahu wa ta'ala Memerintahkan kita agar berlindung dari setan ketika mungkin dalam diri kita ada kecondongan kepada keburukan. Allah subhanahu wa Mengatakan :
إِمَّا يَنزَغَنَّكَ مِنَ ٱلشَّيْطَٰنِ نَزْغٌ فَٱسْتَعِذْ بِٱللَّهِ ۚ إِنَّهُۥ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
"Dan apabila setan menggoda kalian dengan sebuah godaan, mintalah perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui"

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga mengatakan bagaimana seorang hamba selamat dari godaan setan. Apabila dia hamba yang beriman hamba yang memiliki aqidah yang benar, tentunya semuanya kembali kepada ilmu, belajar ilmu agama. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan hadits sahih muttafaqun 'alaih :
يأتي الشيطان أحدكم فيقول: من خلق كذا؟ من خلق كذا؟ حتى يقول: من خلق ربك؟فإذا بلغه فليستعذ بالله ولينته
" Setan mendatangi salah seorang diantara kalian kemudian terbesit dalam benak hamba tersebut, siapa yang menciptakan ini, siapakah yang menciptakan ini. Sehingga bisikan setan mengatakan 'siapa yang menciptakan Rabb mu' apabila sudah sampai demikian tingkatnya bisikan setan tersebut hendaklah dia berlindung berta'awudz (a'udzubillahi minasyaithanir rajim) dan jangan turuti/jangan lanjutkan pikiran tersebut.

Wallahu ta'ala a'lam
Itu dulu yang bisa kita sampaikan pada rekaman kali ini, kita lanjutkan pada rekaman berikutnya

و صلى الله على نبينا محمد و الحمدلله رب العالمين

Soal Evauasi: Sebutkan secara ringkas sarana atau wasilah agar selamat dari penyimpangan aqidah!

NB:Dilarang mengubah audio dan isi materi atau memindahkannya tanpa mencantumkan sumber.

Post a Comment for "Wasail/sarana Agar Selamat dari Penyimpangan Akidah 02 (Aqidah #24)"